Pengendali hama adalah pengaturan makhluk-makhluk hidup pengganggu yang biasa disebut dengan hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau ekonomi. Pengendalian merujuk pada pembunuhan hama hewan seperti rubah dan tikus, biasanya dilakukan oleh petugas atau departemen pengendalian hama.
Hama di bidang pertanian dapat dikurangi baik melalui cara budaya, kimia, maupun biologis, termasuk membajak dan mengolah atau penggemburan tanah Pestisida sebagai pengendalian hama di era modern. Hal ini dapat dicapai dengan memantau tanaman secara ketat, hanya menggunakan pestisida bila benar-benar diperlukan, dan membudidayakan jenis dan tanaman yang tahan hama.
Pengendalian hama secara biologis dilakukan dengan melepaskan musuh alami, parasit, dan patogen dari hama tersebut. Keberadaan musuh alami tersebut dapat mengontrol populasi hama di suatu daerah karena hama tidak bisa berkembang biak. Berikut ini beberapa cara mengendalikan hama secara biologis.
1. Parasit
Parasit merupakan arthropoda yang menjalani seluruh fase hidupnya pada inang. Hama ini tumbuh di dalam ataupun di luar inang. Jenis parasit yang biasanya dikembangkan untuk pengendalian hama penggerek batang padi adalah Trichogramma.
2. Patogen
Patogen dapat menginfeksi hama yang menyerang tanaman hingga mati. Ada tiga jenis patogen yang dapat menyerang hama serangga, yaitu jamur, bakteri, dan virus. Untuk mengatasi hama wereng cokelat, wereng hijau, dan lembing batu bisa diatasi dengan patogen Metarhizium dan Beuveria. Hama ulat grayak bisa diatasi dengan patogen virus yang bernama nuclear poly-hyrosis virus.
3. Musuh alami
Musuh alami hama dapat bersifat sebagai predator yang akan memangsa hama menjadi makanannya. Predator yang dipilih harus disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang.
Hewan yang biasa dijadikan predator adalah kepik dan laba-laba. Laba-laba sering digunakan untuk mengatasi permasalahan hama wereng, tetapi hewan ini cukup sulit untuk dibudidayakan karena bersifat kanibal. Laba-laba merupakan predator yang sudah tersedia di alam secara alami. Sementara itu, kepik bisa diperbanyak sehingga bisa dilepas dengan teknik induksi.
Predator lainnya yang bisa digunakan adalah burung hantu, ular sawah, kucing, elang, dan anjing yang sudah terlatih. Burung-burung yang dianggap hama oleh petani padi juga bisa bertindak sebagai predator bagi hama ulat, belalang, keong, dan beberapa jenis serangga tertentu.
Untuk mengatasi hama serangga, petani bisa memanfaatkan predator dari jenis reptil, seperti cicak, kadal, katak pohon, dan katak sawah.
Setelah itu, pengendalian hama tikus dapat dilakukan secara berkelanjutan, karena keberadaan hama tikus terkait dengan tempat tinggal (tempat berkembang biak) dan sumber makanan. Dari sudut pandang ilmu engineering (keteknikan) terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian hama tikus yaitu manual, mekanis, dan elektrik.
Cara pengendalian hama tikus
1. Manual
Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan membersihkan saluran-saluran air, menghilangkan penumpukan jerami di lahan sawah, penggunaaan musuh alami seperti burung hantu, menggunakan orang-orangan, dan lain sebagainya. Selain untuk mengusir tikus, orang-orangan sawah memiliki fungsi untuk mengusir berbagai hama burung yang memakan tanaman padi saat fase pematangan bulir.
2. Mekanis
Pengendalian secara mekanis yaitu dengan menggunakan alat semprot api, dengan cara menyasar lubang-lubang tikus. Kegiatan ini tentu membutuhkan kerjasama antar pemilik lahan (kelompok tani). Disamping itu, menggunakan perangkap dan racun tikus pada sudut-sudut yang dianggap potensial yaitu sarang, tempat sering dilewati, dan tempat berkumpulnya hama tikus.
3. Elektrik
Pengendalian secara elektrik dapat dilakukan dengan cara sengatan listrik, mengusir tikus menggunakan suara ultrasonic, dan cahaya yang dapat digunakan untuk menyinari lahan secara periodik.
Cara pengendalian hama walang sangit
Untuk pengendalian hama walang sangit sebaiknya dilakukan secara terpadu, yaitu dengan cara menerapkan berbagai teknik pengendalian. Berikut ini cara pengendalian hama walang sangit pada tanaman padi.
1. Pengendalian dengan cara melakukan sanitasi lingkungan
Dengan cara membersihkan areal pertanaman padi terbukti mampu menekan serangan hama walang sangit dan mencegah kerugian.
2. Pengendalian dengan kultur teknis
Salah satu cara pengendalian walang sangit secara kultur teknis adalah dengan cara menanam padi secara serempak dalam satu hamparan lahan yang luas. Selain itu, pemupukan harus dilakukan secara merata supaya tanaman padi tumbuh seragam sehingga jumlah generasi perkembangan hama semakin sedikit.
3. Pengendalian secara biologi
Pengendalian secara biologi adalah pengendalian yang dilakukan dengan agens hayati, yaitu dengan memanfaatkan parasitoid dan jamur. Salah satu agens hayati yang dapat digunakan untuk menekan perkembangan walang sangit adalah jamur Beauviria bassiana dan Metharizum sp.
4. Pengendalian dengan perangkap
Hama walang sangit sangat tertarik dengan bau busuk ataupun bau bangkai. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan walang sangit menggunakan perangkap kemudian memusnahkannya. Untuk membuat perangkap walang sangit bisa menggunakan bangkai kepiting, cuyu, keong mas, rajungan, ikan, kotoran ayam atau daging yang sudah busuk.
Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga informasi diatas dapat membantu anda.